Terbanyak Turunkan Kemiskinan, Jateng Jadi Jujukan Studi Banding
By Admin
nusakini.com-Semarang – Tercatat paling banyak menurunkan jumlah kemiskinan, Provinsi Jawa Tengah menjadi lokasi studi banding jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Rombongan yang dipimpin Wakil Gubernur Sumsel Ir H Mawardi Yahya diterima Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie dan Kepala Bappeda Jateng Sujarwanto Dwiatmoko, di Gedung B lantai 5, Kantor Gubernur, Kamis (24/1).
Mawardi Yahya tidak sendirian, turut serta pula Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustina, Wakil Bupati Musi Rawas Hj Suwarti, Wakil Bupati Empat Lawang Yulius Maulana, Wakil Bupati Lahat H Haryanto SE MM, Wakil Bupati Muara Enim H Juarsah, Wakil Bupati Oki HM Djakfar Shodiq, Wakil Bupati Oku Drs Johan Anuar SH MN, beserta Kepala Bappeda dan staf.
Mawardi yang pernah menjabat sebagai Bupati Ogan Ilir dua periode itu menjelaskan, kedatangannya ke Jateng untuk belajar cara mengatasi kemiskinan dengan cepat. Dari browsing dan mencari informasi kemana saja, pihaknya menemukan data jika Jateng merupakan povinsi yang paling cepat menurunkan angka kemiskinannya dibanding provinsi lain di Indonesia.
“Kami tidak menampik, siapa yang mampu lebih cepat menurunkan kemiskinan, kami juga tidak gengsi untuk belajar ke Jateng. Sumatera Selatan sangat jauh dari Jateng. Kami memiliki sumber daya alam seperti perkebunan, gas, pertanian, dan batubara. Kami ingin sejahterakan masyarakat,” katanya.
Kemiskinan di Sumatera Selatan, menurut Mawardi, sudah melebihi rata-rata nasional. Indeks pembangunan manusia pun tercatat 23. Mawardi berharap, dalam lima tahun kepemimpinannya, angka kemiskinan dapat ditekan.
“Kami mengajak wakil bupati, wakil wali kota, Bappeda dan beberapa OPD agar mereka menjadi barisan terdepan dalam menanggulangi kemiskinan di Sumatera Selatan. Setelah dari Semarang, kami akan berkunjung ke pusat pembibitan udang terbesar di Jepara. Kemudian ke Sragen,” ujarnya.
Wakil Gubernur Taj Yasin menyampaikan, angka kemiskinan di Jateng berhasil ditekan atas kerja keras dan kerja sama dengan seluruh SKPD, instansi terkait, dan stakeholder lainnya. Termasuk pemerintah kabupaten dan kota.
“Penurunan angka dimulai akhir 2017 sampai Maret 2017. Nominalnya masih tinggi 3,8 juta di nomor dua terakhir di Indonesia. Penurunan selama tiga bulan, ada 0,12 persen sejak saya dan Pak Ganjar Pranowo dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur,” bebernya.
Pria yang akrab disapa Gus Yasin itu menguraikan, perbaikan data pun terus dilakukan. Warga yang seharusnya tidak menerima bantuan tetapi menerima, sudah tak lagi mendapat bantuan. Izin UKM juga dipermudah dengan konsep jemput bola. Seluruh SKPD pun keroyokan untuk mengatasi masalah.
“Upaya yang kami lakukan tidak hanya di pemerintah, tetapi juga melibatkan dunia industri dan perguruan tinggi. Penangangannya tiap daerah juga berbeda-beda. Ditelaah, dipelajari, sehingga memunculkan penanganan yang akurat. Koordinasi dengan kabupaten dan kota juga intensif,” tegas wagub.
Diterangkan, SMK di Jateng terus didorong untuk bekerja sama dengan dinas-dinas terkait. Meski bukan penyumbang terbesar pengangguran, sejak 2018 siswa SMK disiapkan bekerja di perusahaan yang ada di Jateng, luar Jateng, bahkan luar negeri, karena pihaknya juga telah bekerja sama dengan Jepang dan Korea.
Kepala Bappeda Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menambahkan, saat ini Jateng memasuki bonus demografi. Dalam kondisi makro, pertumbuhan di atas rata-rata nasional, atau melebihi 5,27 persen. Meski secara nasional pelan-pelan naik, masih dibutuhkan effort.
“Investasi di Jateng sedang bagus, impor PMDN dan PMA terkait bahan baku, model dan penopang, kemudian banyaknya buruh dengan upah kompetitif menarik investor,” tandasnya.(p/ab)